Budaya nyair di pinggir jalan
muncul sejak bertahun-tahun lamanya, sampai saat ini budaya nyair terus
berkembang dan masuk ke dalam berbagai kalangan usia dari mulai ibu-ibu,
bapak-bapak, pemuda-pemudi, bahkan sampai anak kecil juga sudah berani percaya
diri nyair di pinggir jalan hanya untuk mendapatkan recehan.
Berbagai motif yang memicu
timbulnya budaya nyair. Misalnya untuk sumbangan Mesjid atau Madrasah, santunan
untuk bencana alam atau untuk tambahan dana hari-hari besar, sumbangan untuk
perbaikan jalan yang didanai oleh swadaya masyarakat lingkungan tersebut, dan
lain-lain.
Nah yang menjadi penomena saat
ini munculnya kalangan remaja yang ketularan atau ikut-ikutan nyair di jalan (baik
dadakan ada juga yang menjadi kebiasaan). Motif yang mereka lakukan yaitu
mencari jalan-jalan yang berlubang, kemudian mereka urug dengan tanah atau
batuan. Selanjutnya mereka stand by di sana memegang alat sair menunggu
pengguna jalan yang mau suka rela memberikan recehan untuk mereka. Hal ini
sudah lama sekali terjadi, dan tentu saja prilaku mereka sebetulnya kurang
membantu atau malah tidak membantu sama sekali bagi pengguna jalan. Karena pada
dasarnya mereka tidak memperbaiki jalan atau tidak membuat jalan menjadi rata
atau bagus, yang ada malah menghalangi jalan dan membuat pengendara motor atau
mobil tidak nyaman. Banyak pengendara mobil yang terdengar menggerutu dengan
keberadaan mereka walaupun kadang mereka ngasih juga uan seribu rupiah.
Saya tidak bermaksud men-judge, memponis atau memberikan penilaian negatif pada salah satu
pihak. Hanya saja beginilah sebenarnya keadaan di lingkungan kita, ini hanya Coretan Kecil dari salah satu penduduk
negeri ini. Dan di harapkan adanya solusi bagi mereka yang tidak memiliki
aktifitas atau pekerjaan yang memberikan penghasilan, supaya prilaku yang
kurang baik tidak dijadikan kebiasaan atau malah sebagai mata pencaharian.
* Sair = alat untuk menangkap
ikan dalam bahasa sunda
Baca juga: Ini Gaya Aku ! Mana Gaya Kamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah memberi komentar...